Selasa, 29 Mei 2012
Kompas
WUHAN, Kompas.com - Federasi bulu tangkis dunia (BWF) mengabaikan rencana mendesak para pemain putri untuk mengenakan rok. Demikian pernyataan beberapa pejabat, yang menyebutkan bahwa mereka takut akan menimbulkan kontroversi sepanjang Olimpiade.
Tahun lalu, BWF membuat kegemparan ketika mereka berusaha mewajibkan pemakaian rok atau baju terusan bagi pemain putri. Ini merupakan salah satu cara untuk menarik perhatian lebih banyak penggemar. Tetapi hal itu kemudian ditunda tanpa batas waktu.
Namun wakil presiden, Paisan Ransikitpho, mengatakan bahwa peraturan mengenai rok "yang mendapat kritik keras dari China, Indonesia, dan India, serta partai politik Muslim utama di Malaysia", akhirnya dibatalkan, dua bulan sebelum Olimpiade London.
"Kami telah memetieskan peraturan (perihal pemain putri mengenakan rok) itu," ucapnya saat menyaksikan pertandingan Piala Thomas dan Uber di Wuhan, China, yang berakhir pada Minggu (27/5/2012).
Namun BWF tetap mendesak kepada para pemain untuk berupaya tampil sebaik mungkin di depan kamera, agar dapat menarik lebih banyak penggemar. Mereka juga memberikan tekanan kepada para pemain putra dan putri, untuk memaksimalkan setiap penampilan.
"Kami hanya ingin mendorong para pemain putri dan putra untuk berpakaian dengan benar. Kami ingin mereka berpakaian dengan indah, profesional," kata Paisan, saat ia menggarisbawahi strategi terakhir BWF untuk menaikkan profil olahraga ini.
BWF juga mengharapkan adanya kerja sama yang bagus antara para pemain dan sponsor-sponsor apparel. Dengan demikian, semakin banyak penawaran menarik dari produsen pakaian olahraga, dan semakin banyak pemain yang mengenakannya.
Jan Lin, yang menjadi petugas media dan komunikasi BWF, mengatakan gerakan untuk tampil bagus juga dimaksudkan untuk mendapatkan lebih banyak waktu tayangan di televisi.
Bulu tangkis sangat populer di sebagian besar wilayah Asia, tetapi masih kalah populer dan sulit bersaing dengan beberapa olahraga seperti sepak bola atau tenis. Lebih banyak hadiah uang, bintang-bintang, dan tayangan tv, merupakan bagian dari rencana untuk menarik lebih banyak penggemar.
Karena itu, muncullah inisiatif penggunaan rok. Akan tetapi, hal itu mendapat respons negatif dari beberapa wilayah, seperti di Malaysia, kubu oposisi Partai Pan-Islam Malaysia (PAS) menyerukan boikot terhadap turnamen-turnamen bulu tangkis.
Di antara para pebulu tangkis putri di Wuhan, terdapat berbagai respons mengenai penggunaan celana pendek dan rok - serta celana pendek di balik rok - di lapangan.
"Ini seharusnya mengenai apa yang kami lakukan, bukan apa yang kami pakai," kata pebulutangkis Denmark, Karina Jorgensen.
Pemain lain, yang menolak disebutkan identitasnya berkata, "Saya mengenakannya karena saya menyukainya - dan kekasihku juga memintanya."
Pada pekan lalu, BWF meluncurkan kaus bergaya atlet sepeda untuk para wasit dan petugas teknis, yang merupakan upaya lain untuk mendongkrak popularitas olahraga ini.
Kontroversi penggunaan rok pada bulu tangkis menggaungkan debat serupa di olahraga tinju putri, yang akan melakukan debutnya sebagai event penuh Olimpiade di London.
http://olahraga.kompas.com/
jual shuttlecock
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar